SUBSTANSI DAKWAH RASULULLAH DI KOTA MEKAH


SUBSTANSI DAKWAH RASULULLAH DI KOTA MEKAH




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala yang termahsyur bernama: Ma’abi, Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in.
Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq ayat 1-5. Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.
Setelah Nabi Miuhammad SAW menerima wahyu, maka secara resmi beliau telah diangkat menjadi Rasul oleh Allah SWT. Beliau mempunyai kewajiban untuk membina umat yang telah berada dalam kesesatan untuk menuju jalan yang lurus. Dakwah Nabi Muhammad SAW dimulai dari wilayah Makkah di jazirah Arab, walaupun pada akhirnya ajaran beliau adalah untuk seluruh umat manusia. Jauh sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW, sebenarnya Allah SWT juga telah mengutus nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Kedua Rasul ini telahberhasil membina bangsa Arab dan masyarakat makkah menjadi orang yang beriman dan henya menyembah kepada Allah SWT. Bahkan kedua Rasul tersebut juga diperintah Allah SWT untuk membangun Ka’bah di Makkah. Namun dengan berjalanya waktu, keimanan masyarakat Makkah menjadi luntur dan berubah menjadi kemusyrikan dengan menyembah patung dan berhala. Mereka tidak hanya mengalami kerusakan dalam hal aqidah, bahkan akhlaknya juga rusak.
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) turun pula Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah) selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau, wahyu berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-surah yang diturunkan pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah

B.     Rumusan Masalah
Maka rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini terinci sebagai berikut.
1.    Bagaimana cara rasulullah memperbaiki akhlak masyarakat mekah?
2.    Bagaimana cara Rasulullah meluruskan tauhid masyarakat Mekkah?
3.    Bagaimana cara Rasulullah memperjuangkan persamaan hak dan derajat manusia?
4.    Bagaimana cara mengubah kebiasaan bertaklid orang Mekkah?

C.    Tujuan
Adapun beberapa tujuan dalam pembahasan makalah ini adalah:
1.    Memenuhi tugas agama islam.
2.    Agar dapat mengetahui dakwah Rasulullah Saw. di Mekkah.
3.    Menghargai perjuangan Nabi Muhammad Saw.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Memperbaiki Akhlak Masyarakat Mekkah
Masyarakat Makkah pada awal kenabian Muhammad SAW dikenal dengan sebutan jahiliyah, yakni masyarakat yang tidak mengenal Tuhan yang sebenarnya sebab patung dan batu menjadi sembahan tuhan mereka dan mereka hidup dalam kegelapan terutama yang berkaitan dengan akhlak dan moral.Masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dan ajaran agama Tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Ibrahim A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah SWT) yang jumlahnya mencapai 300 lebih. Di antara berhala-berhala yang termashyur bernama: Ma’abi, Hubal, Khuza’ah, Lata, Uzza, dan Manat.
Kebiasaan buruk lainnya dalam masyarakat jahiliyah adalah suburnya tindak kejahatan, perjudian, mabuk-mabukan, pertikaian antar suku, saling membunuh bahkan mengubur bayi perempuan yang masih hidup menjadi kebiasaan mereka. Tatanan kehidupan masyarakat tidak berjalan, yang berlaku hanyalah hukum rimba, siapalah yang kuat dia yang berkuasa dan siapa yang menang dia yang berkuasa. Mereka sudak tidak menjadikan ajaran para nabi terdahulu sebagai pedoman hidupnya. Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in serta menyembah matahari, bulan, dan jin yang diperbuat oleh sebagian masyarakat di luar kota Mekah. Dalam situasi inilah Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan dakwah ajaran Islam.



Ajaran-ajaran Akhlak dari Rasulullah sebagai berikut :
1.    Mengajak manusia selalu berbuat baik dan menghindari perbuatan yang buruk dan dosa.
2.    Mengajak manusia untuk saling mengasihi, berbuat baik, dan tolong menolong.
3.    Manusia dilarang membunuh, mencuri, berdusta, serta menganiaya.
4.    Mengajak untuk mengasihi fakir miskin dan yatim piatu.

B.     Memperbaiki Dan Meluruskan Tauhid
       Tauhid (Arab :توحيد), adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah. Dalam pengamalannya ketauhidan dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.
Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT tempat bergantung segala apa saja dan makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada selain Allah SWT, yang menyamai-Nya (QS. A1-Ikhlas, 112: 1-4). Umat manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya kepada Allah SWT. Beribadah atau menyembah kepada selain Allah SWT, termasuk ke dalam perilaku syirik, yang hukumnya haram, dan merupakan dosa yang paling besar (Q.S An-Nisa’, 4: 48).
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا (٤٨)
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) jika Dia (Allah) dipersekutukan dengan yang lain, dan Dia (Allah) mengampuni segala dosa selain (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar”
Rasulullah meminta masyarakat mekah untuk tidak menyembah patung yang mereka anggap sebagai anak tuhan dan dapat memberikan perlindungan kepada mereka.
Mengajarkan tauhid kepada manusia merupakan substansi dakwah Rasulullah periode Mekah. Rasulullah mengajarkan dan menyeru kepada umat manusia untuk beribadah hanya kepada Allah Swt. Hanya Allah Swt., yang patut untuk disembah dan dimintai pertolongan. Segala macam berhala yang menjadi sesembahan nenek moyang tidak dapat memberi keuntungan atau kemudaratan. Berhala yang disembah dan diberi sesaji adalah batu yang tidak dapat berbuat apa-apa. Berhala-berhala tersebut tidak patut untuk disembah. Rasulullah hadir di tengah-tengah masyarakat jahiliah dan menyampaikan bahwa hanya Allah Swt., zat yang patut untuk disembah. Allah Swt. pencipta langit dan bumi beserta isinya. Hanya Dia yang dapat mengaruniai keselamatan, keberuntungan, dan tempat seluruh makhluk bergantung.
Tauhid menjadi dasar untuk menanamkan syariat atau ajaran Islam lainnya. Setelah seseorang menyembah hanya kepada Allah Swt., ajaran Islam yang selanjutnya akan dengan sendirinya diterima dan dilaksanakan. Jika dalam diri seseorang telah tertanam tauhid yang kuat, ia dengan ikhlas akan menerima segala perintah Allah Swt. dan menjauhi segala larangan-Nya.
Inti ajaran tauhid yang Rasulullah Saw. tanamkan kepada masyarakat Mekah sebagai berikut.
1.    Mengajak masyarakat Mekah dan Arab umumnya untuk menyembah Allah Swt. dan meninggalkan berhala.
2.    Beriman kepada Nabi Muhammad saw. sebagai Rasulullah.
3.    Beriman kepada hari akhir sebagai pertanggungjawaban amal manusia di dunia.

C.    Menyampaikan Persamaan Hak dan Derajat Manusia
Islam mengajarkan persamaan hak di antar manusia, islam tidak membeda-bedakan yang kaya dan miskin, penguasa dan rakyat, tuan dan hamba kecuali ketakwaannya. Hal ini bertentangan dengan semangat masyarakat Arab yang berstratifikasi sesuai dengan kasta, maka apabila mereka menerima seruan Nabi, hilanglah kedudukan mereka
Ini dapat dilihat pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur’an, antara lain.
1.    Dalam Al-Qur’an terdapat sekitar 80 ayat tentang hidup, pemeliharaan hidup dan penyediaan sarana kehidupan, misalnya dalam Surat Al-Maidah ayat 32. Di samping itu, Al-Qur’an juga berbicara tentang kehormatan dalam 20 ayat.
2.    Al-Qur’an juga menjelaskan dalam sekitas 150 ayat tentang ciptaan dan makhluk-makhluk, serta tentang persamaan dalam penciptaan, misalnya dalam Surat Al-Hujarat ayat 13.
Artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujarat:13)

3.    Al-Qur’an telah mengetengahkan sikap menentang kezaliman dan orang-orang yang berbuat zalim dalam sekitar 320 ayat, dan memerintahkan berbuat adil dalam 50 ayat yang diungkapkan dengan kata-kata : ‘adl, qisth dan qishash. 4. Dalam Al-Qur’an terdapat sekitar 10 ayat yang berbicara mengenai larangan memaksa untuk menjamin kebebasan berpikir, berkeyakinan dan mengutarakan aspirasi. Misalnya yang dikemukakan oleh Surat Al-Kahfi ayat 29.
Description: G:\Al Qur'an V. 3,2\GIF\18\18_29.GIFArtinya :
“Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang dzalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (QS. Al-Kahfi:29)

Begitu juga halnya dengan Sunnah Nabi. Nabi Muhammad saw telah memberikan tuntunan dan contoh dalam penegakkan dan perlindungan terhadap HAM. Hal ini misalnya terlihat dalam perintah Nabi yang menyuruh untuk memelihara hak-hak manusia dan hak-hak kemuliaan, walaupun terhadap orang yang berbeda agama.



Hubungan Antara Hukum Islam Dan HAM Hukum Islam telah mengatur dan melindungi hak-hak azasi manusia. Antar lain sebagai berikut :
1.        Hak hidup dan memperoleh perlindungan Hak hidup adalah hak asasi yang paling utama bagi manusia, yang merupakan karunia dari Allah bagi setiap manusia. Perlindungan hukum islam terhadap hak hidup manusia dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan syari’ah yang melinudngi dan menjunjung tinggi darah dan nyawa manusia, melalui larangan membunuh, ketentuan qishash dan larangan bunuh diri. Membunuh adalah salah satu dosa besar yang diancam dengan balasan neraka, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Nisa’ ayat 93 yang artinya sebagai berikut : “Dan barang siapa membunuh seorang muslim dengan sengaja maka balasannya adalah jahannam, kekal dia di dalamnya dan Allah murka atasnya dan melaknatnya serta menyediakan baginya azab yang berat.”
2.        Hak kebebasan beragama Dalam Islam, kebebasan dan kemerdekaan merupakan HAM, termasuk di dalmnya kebebasan menganut agama sesuai dengan keyakinannya. Oleh karena itu, Islam melarang keras adanya pemaksaan keyakinan agama kepada orang yang telah menganut agama lain. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat AL-Baqarah ayat 256, yang artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama Islam, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dan jalan yang salah.”
3.        Hak atas keadilan. Keadilan adalah dasar dari cita-cita Islam dan merupakan disiplin mutlak untuk menegakkan kehormatan manusia. Dalam hal ini banyak ayat-ayat Al-Qur’an maupun Sunnah ang mengajak untuk menegakkan keadilan, di antaranya terlihat
Allah Berfirman yang artinya : “Wahai manusia sungguh kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, Kemudian kami jadikan berbangsa- bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia disisi allah ialah orang yang paling bertakwa, sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti”
Peran wanita di masa awal dakwah terus diberdayakan oleh rasulullah, karena kaum wanita sesungguhnya memiliki kekuatan dahsyat, bila ini diperdayakan untuk gerakan dakwah akan menghasilkan hasil yang sangat pesat. Pada konteks ini, yang menjadi titik sentral adalah peran Khadijah yang berhasil mendidik utrid-putri Rasulullah , mendukung dakwah beliau. Peran kedua dijalankan oleh Asma binti Abu Bakar , yang menjadi pahlawan pada perjalanan hijrah beliau ke Madinah. Dari kedua wanita inilah secara bertahap wanita-wanita terkemuka quraisy , masuk Islam diantaranya bibi Rasulullah dari jalur bapaknya.

D.    Mengubah Kebiasaan Bertaklid
       Pada saat masa jahiliyah para penduduk mekah masih sering menyembah nenek moyang mereka sehingga rasulullah berusaha untuk meluruskannya agar kembali menyembah kepada Allah SWT. Dan meluruskan segala jenis adat istiadat yang keluar dari ajaran Allah sehingga tetap berada di jalan yang benar. Serta juga meluruskan berbagai macam kebiasaan upacara adat yang keluar dari jalan Allah SWT.
Taqlid pada nenek moyang adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa Arab. Al-taqlid al-madhmum (taqlid yang haram). Taqlid ini sangat dicela oleh Islam.
Taqlid ini terdiri dari 3 macam, yaitu :
1.      Taqlid yang semata-mata mengikuti adat kebiasaan atau perkataan leluhur yang bertentangan dengan al-Qur'an dan sunnah Nabi SAW atau mengikuti adat kebiasaan maupun perkataan yang dasarnya tidak terdapat dalam al-Qur'an dan sunnah SAW.
2.      Taqlid kepada orang atau sesuatu yang tidak diketahui kemampuan dan keahliannya.
3.      Taqlid pada perkataan atau pendapat seseorang, tetapi orang yang mengikuti tersebut telah mengetahui bahwa perkataan orang yang diikutinya itu ternyata salah.


BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN

       Hikmah yang dapat diperoleh dari sejarah dakwah Rasulullah pada periode Mekah, antara lain sebagai berikut.
a.       Menyadari bahwa melalui kesabaran dan keuletan dalam berjuang menegakkan agama Allah pasti akan mendapat pertolongan Allah swt.
b.      Memahami bahwa tugas seseorang rasul hanya sekadar menyampaikan risalah dari Allah swt. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk  (hidayah), bahkan kepada keluarga atau orang yang sangat dicintainya.
c.       Memahami bahwa Allah swt. pasti akan menguji seseorang yang akan terpilih menjadi utusan atau rasul-Nya (QS Al Hajj: 75 dan Al Baqarah: 214).
d.      Memahami bahwa Nabi Muhammad saw. sangat bijaksana, pandai menggunakan kesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa menimbulkan kebosanan (QS An Nahl: 125).
e.       Meneladani Nabi Muhammad saw. yang bergelar uswatun hasanah. Artinya, Tingkah laku dan amal perbuatan Rasulullah saw. sehari-hari adalah teladan yang baik, terutama terhadap ajaran Islam yang didakwahkannya.
f.       Melalui dakwah Rasulullah saw., umat manusia, khususnya umat Islam mendapatkan informasi mengenai agama yang diridai Allah.
g.      Melalui dakwah Islam, Rasulullah saw. memberikan pemahaman tentang hak dan persamaan derajat antara kaum perempuan dan laki-laki.
h.      Islam menegakkan ajaran persamaan derajat di antara manusia dan pemberantas perbudakan.
i.        Melalui penghapusan perbudakan, maka siapapun manusia status derajatnya di mata Allah adalah sama.



B.      SARAN

       Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.
  



DAFTAR PUSTAKA



Komentar

Postingan Populer